-->

Tubuh Yang Kecil Bukan Suatu Hambatan Bagi Disabilitas

Redaksi author photo

Oleh: Qurrata A'yuni

Banda Aceh, BAP--Keterbatasan fisik pada seseorang dalam jangka waktu yang lama dapat di sebut sebagai penyandang di sabilitas, saat berinteraksi dengan lingkungan terkadang dapat mengalami hambatan dan kesulitas untuk dapat berpartisipasi secara efektif.

Namun, dengan adanya keterbatasan tersebut, orang yang mengalaminya mempunyai hak yang sama dan berkesempataan untuk mengembangkan kemampuan diri yang ada pada dirinya.

Perlu kita ketahui bahwa kelainan yang menyebabkan tinggi badan penderita ini berada di bawah rata-rata atau kondisi ini masuk dalam kategori di sabilitas fisik.

Penderita Dwarfisme memiliki ukuran tubuh yang tidak proposional, namun tungkainya sangat pendek Kondisi ini paling sering di sebabkan oleh achondroplasia, penyakit genetik yang di tandai dengan ukuran lengan dan tungkai yang pendek, namun ukuran kepalanya tetap normal.

Pada penyandang disabilitas ini masalah paling utama yang di hadapi dan dirasakan oleh mereka di antaranya adalah kesulitan dan keterbatasan fisik, kesulitan mendapatkan pekerjaan, kesulitan komunikasi, merasa di asingkan, kesterbatasan mental dan fisik, kurang perhatian dari pemerintahan serta butuh pendamping.

Salah satu artis Aceh ini biasanya di kenal dengan sebutan "si Tar" dia merupakan anak dari bapak Muhammad Amin dan ibu Ainal, beliau sudah berkeluarga dan mempunyai dua orang anak laki-laki, namun pada tahun 2010 beliau meninggal akibat sakit yang di deritanya, tidak lepas dari kisah inspiratif semasa hidupnya, beliau mempunyai 8 saudara kandung 2 laki-laki dan 6 perempuan, karena dalam keluarga nya hanya mempunyai dua laki-laki dan saudara laki-laki pertama merantau keluar negeri, terpaksa beliau harus dapat menafkahi keluarga walaupun dengan keterbatasan fisik tubuh yang kecil.

Namun, bukan berarti tidak dapat melakukan apa-apa, bahkan ada keuntungan tersendiri jika memiliki tubuh kecil, karena tinggi nya keyakinan pada dirinya, beliau mencoba mendaftar menjadi salah satu pemeran di Sinetron Seni Perlawakan, yang mungkin kita kenal pemeran utamanya "Apa Lambak" yang pada masa itu menjadi sukses membuat film bergenre komedi.

Pada karya Apa lambak ini di sukai karena lirik dan jenaka di dalam nya memuat pesan-pesan sosial yang kuat.

Bagi kebanyakan orang yang bertubuh kecil sulit medapatkan pekerjaan, masih banyak teman-teman disabilitas secara umum masih di nomor duakan.

Ketika melamar pekerjaan hambatan bagi beliau mempunyai ukuran tubuh menjadi penentuan, namun bagi beliau tidak merasa minder ataupun berkecil hati, tidak pernah menyalahkan orang tua ataupun tuhan semua ini sudah Allah takdirkan, jalan yang bisa di ambil hanya lah menerima dan terus berusaha.

Setiap hidup manusia di dunia pastinya tidak akan lepas dari permasalahan hidup, baik itu faktor ekonomi, sosial, emosional, maupun fisik yang tidak sempurna.

Karena Allah memberikan cobaan kepada hambana berbeda-beda. Namun, di balik semua ujian yang kita jalani banyak hikmah yang bisa kita ambil.

Penulis mengangkat cerita ini karena kagum akan kisah hidup mandiri seorang yang memiliki tubuh kecil.

Namun, bukan suatu halangan untuk dapat sukses bagi dirinya. Beliau memiliki talenta dengan semangatnya yang tidak putus asa agar dapat menafkahi keluarganya.

Beliau memiliki hak serta kesempatan yang sama dengan masyarakat pada umumnya. Seperti yang kita lihat kisah inspiratif ini datang dari Tarmizi bin

Muhammad Amin yang memiliki tubuh mungil namun dapat menjadi pemain sinetron sebagai pelawak yang dapat membuat orang tertawa ketika melihatnya.

Beliau mengatakan ketika memiliki kekurangan, bukan menjadi alasan untuk berdiam diri dan menjalani hidup tanpa prestasi.

Meski memiliki kekurangan fisik atau kekurangan lainnya, penyandang disabilitas pasti masih bisa berkarya, berkreasi bahkan bisa membantu sesama manusia yang saling membutuhkan.

Demikian yang terjadi pada Tarmizi yang tetap beraktivitas sehari-hari seperti manusia pada umumnya, tidak pernah ada kata mengeluh pada dirinya.

Di umur yang muda beliau menikahi seorang wanita yang di anugrani mempunyai dua anak laki- laki, kedua anak beliau terlahir dengan tubuh yang normal, dan anak pertama sudah tumbuh besar hingga saat ini menjadi ustad yang hebat.

Dari kisah hidup beliau banyak hal yang dapat kita syukuri dan menjadi inspirasi bahwa tidak harus mempunyai tubuh sempurna untuk mengejar kesuksesan, walaupun keterbatasan fisik dan ekonomi beliau tetap berjuang untuk dapat merasakan bagaimana bisa seperti keluarga lainnya dapat mendidik anaknya menjadi orang yang berguna di dunia dan akhirat nantinya.

Dalam lingkungan masayarakat beliau sudah terbiasa dengan candaan-candaa yang di berikan untuk beliau perihal mempunyai tubuh yang kecil, sebenarnya tidak ada kata mudah untuk dapat menerima diri dengan kondisi demikian, terkadang diri beliau juga merasa ingin menjadi manusia yang memiliki tubuh yang normal seperti teman-teman lainnya.

Maka dari itu di butuhkannya support dari orang tua, keluarga, teman-teman bukan saling menjatuhkan namun harusnya memberikan semangat.

Dalam kehidupan masyarakan menyinggung fisik yang kerap kali di lakukan oleh sebagian orang dapat membuat orang yang mengalaminya akan merasa depresi sehingga menyebabkan aktivitas sehari-harinya dan hubungan sosial terganggu.

Maka seharusnya masyarakat dapat mengubah pemikiran bahwa candaan akan membuat mental seseorang terganggu.

"Harapan dari kisah ini dapat menjadi motivasi bagi kita semua agar semangat dalam menjalani hidup tanpa bermalas-malasan jangan pernah mengucilkan dan memandang sebelah mata orang-orang yang memiliki tubuh kecil, terkusus bagi masyarakat agar tidak membeda-bedakan karena settiap manusia pasti memilki kelebihan tersendiri tidak sempurna secara fisik dengan keterbatasan ekonomi Tarmizi tetap berjuang agar dapat membahagiakan keluarganya, semoga dengan kisah inspirasi ini dapat mengubah minset dan menuhbuhkan rasa syukur karena banyaknya nikmat Allah yang dapat kita rasakan" harap Qurrata A'yuni.

Penulis Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN AR-RANIRY


Editor: Istanjoeng

Share:
Komentar

Berita Terkini