beritaacehpoe.net--Munawar seorang penyuluh agama Islam Non PNS di Kantor Urusan Agama (KUA) Kuta Alam, Kota Banda Aceh. Selain itu, ditengah keterbatasan fisiknya Ia juga berjuluki ustad yang mengajarkan kitab kuning dan alquran kepada santrinya.
Bagi pria berkulit putih ini, dalam hidup tidak boleh pesimis, harus dilalui dengan optimis, semua manusia sama di sisi Allah yang membedakan hanyalah ketaqwaannya.
Kondisi kedua mata Munawar tidak jelas untuk melihat, matanya mulai kabur sejak 2008 lalu, bila berkomunikasi dan berinteraksi dengannya terlihat sulit berbicara dan tubuhnya sering bergemetar.
"Kedua mata saya tidak bisa melihat sejak tahun 2008, dulu mata saya normal. Saya dinyatakan sebagai tunanetra low vision," kata Munawar kepada media ini jumat, 4/8/2023.
Namun siapa sangka Munawar telah meraih sejumlah prestasi yang membuat dirinya tidak mudah patah semangat dan tetap mengajarkan beberapa kitab kuning dan alquran kepada anak anak di Gampong Lambaro Skep, Dusun Diwai Makam, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh.
Bahkan di dusun itu pula ia dipercayakan sebagai tengku imum rawatib sholat lima waktu di Mushalla yang berjarak beberapa meter dari rumahnya.
Ketekunan Suami Cut Kaslinda ini dalam mengajarkan kitab kuning dan alquran, Ia juga mendirikan balai pengajian rumahnya yang diberi nama Rumoh Beut An-Nury.
Konon lagi sebagai seorang penyuluh agama harus ada binaan, selain sebagai bahan laporan setiap bulan yang disampaikan kepada pimpinan juga sebagai pengabdiannya bagi umat Islam.
Pada tahun 2019 lalu, Munawar dinobatkan sebagai penyuluh agama teladan tingkat Kota Banda Aceh, sudah tentu berbagai tahapan harus dilewati, dari beberapa penyuluh agama Kota Banda Aceh yang ikut berkompetisi saat itu.
Belum lagi, aplikasi yang digunakan sebagai tunanetra di laptop maupun di hp terlebih dahulu di instal.
Di laptop dikenal aplikasi job acces with speech (Jaws) adalah sebuah pembaca layar (screen reader). Dan begitu juga di hp dengan aplikasi talkback.
Ayah lima anak ini merupakan inspirasi bagi keluarga dan bagi orang lain, tidak mudah patah semangat dan terus berkarya.
"Kenapa orang lain bisa kenapa kita tidak bisa, itu semangat dalam diri saya," ujarnya.
Anak tukang bangunan yang telah almarhum ini sempat mengisahkan saat mengikuti tes calon mahasiswa di pasca sarjana UIN Ar Raniry Banda Aceh, disediakan tempat khusus dan semua soal ujian payah dibaca oleh pengawas.
Sehingga Munawar menggunakan kemampuan pendengaran untuk menjawab semua soal soal yang sudah disiapkan.
Tak hanya itu, ketika ikut tes tulis sebagai penyuluh agama Non PNS di Kota Banda Aceh, dengan hal sama, soal soalnya dibacakan oleh pengawas di ruang khusus.
"Alhamdulillah lulus sebagai penyuluh agama sejak 2015," jelasnya.
Munawar banyak mengajarkan kepada komunitas penyandang tunanetra dalam menggunakan aplikasi talkback, dan juga mengajarkan ilmu agama kepada komunitas tersebut.
Saat ini, Munawar juga dipercayakan sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Provinsi Aceh, di Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI).
Pria kelahiran Juni 1982 di Aceh Utara ini mengaku sudah lama merantau dan bertanah air di Kota Banda Aceh.
Selain itu, saat ini diamanahkan sebagai Ketua Lembaga Penjamin Mutu (LPM) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Wasliyah Kota Banda Aceh.
Dan kini Munawar kembali masuk dalam daftar Nomine Penyuluh Agama Islam Award 2023 berdasarkan hasil penilaian Portofolio, Video dan Karya Tulis Ilmiah periode 31 Juli - 2 Agustus 2023 katagori Pendampingan Kelompok Rentan.
Di sisi ekonomi, kehidupan Munawar orang yang sederhana, maklum mereka keduanya bukan lah PNS
Munawar memulai pendidikan di Sekolah Dasar Cot Tengoh Aceh Utara, MTSN Tungkop B Aceh Besar, MAS Dayah Terpadu Ulumuddin Lhokseumawe, Sarjana di UIN Ar-Raniry Banda Aceh Jurusan Bahasa Arab tamat tahun 2006 dan S2 UIN tamatan 2013 Jurusan Pendidikan Islam.